Begini Ceritanya:

"Ini rumah baru saya. Rumah saya yang lama kena gusur karena pengembang perumahan ingin membangun pasar di sana.
Saya pindah ke sini dengan membawa banyak kenangan dari rumah yang lama."
-- Wita, korban penggusuran Multiply (okt 2012) --

Monday, December 14, 2009

Hey aku lupa nomor mu! (Untuk kamu nun jauh di sana) :))

Semakin jauh dengan Tuhan, apa Tuhan yang semakin ngejauhin gw ya?.

Semakin jarang; makan bersama Tuhan, tidur bersama Tuhan, bekerja & belajar bersama Tuhan, eh kalo jalan-jalan juga suka lupa ngajak Tuhan, dan masih banyak lagi kelupaan-kelupaan lainnya..doh! maaf yaa...namanya juga manusia, tak luput dari khilaf (berdalih).

 

Bersatu kita teguh, berdua kita makin teguh. Tapi belakangan saya selalu sendiri. Aduh saya lupa nomor Tuhan berapa ya? (seumur hidup saya hanya mengingat 4 nomor telepon yaitu: Papa, Saya, Rumah kami di Bekasi dan nomor tetangga saya di Bekasi itu>teknologi mengikis ingatan saya)  atau tak sengaja saya menyimpan nomor Tuhan di lebih dari satu nama ya? karena saya selalu punya banyak nama untuk Tuhan dan teman-teman saya lainnya (kebiasaan saya nih), lama tak kontak jadi lupa deh saya menamai Tuhan apa di kontak telepon saya. Jadi ya gitu..tiap kamu telepon saya, pasti hanya nomor tanpa nama yang muncul di layar dan mudah-mudahan kamu tahu kalau saya tidak marah sama kamu, saya hanya malas mengangkat telepon dari nomor tanpa nama. Tapi nanti kalau ada nomor asing, saya angkat deh karena saya berharap itu kamu, saya jadi ngerasa gak enak nih gak ngangkat panggilan-panggilan kamu. Terakhir saya angkat telepon kamu, saya bilang untuk tidak menghubungi saya dulu sementara karena saya lagi jenuh. Maaf ya.

 

Iya saya mengakui saya salah karena terlalu angkuh untuk menelpon atau sms kamu (Tuhan) duluan, itu karena sebelumnya kamu terlalu sering menelpon saya dan (maaf saya harus jujur) obrolan kita itu membosankan (bagi saya), itu-itu aja sih yang diomongin. Tapi lain kali kita teleponan saya akan berusaha lebih aktif lagi mengarahkan perbincangan agar semakin menarik. Saya ingin minta maaf langsung ke kamu tapi saya gak tahu mesti menghubungi kamu kemana. Saya gak yakin 108 tahu nomor kamu, tapi nanti saya coba tanya deh. Saya juga udah gak punya yellow pages, habis semua halaman kuning itu untuk membungkus gorengan.

 

Eh, eh…kok kamu bisa jadi trending topic sepanjang masa ya? Semuanya ngomongin kamu, dari yang jelek sampai yang buruk. Loh?? Ehemm…maksud saya dari yang jelek sampai yang bagus. U’re so fabulous! beuh..beuh..beuhh...

 

Dan sama seperti mereka kebanyakan, saya pun selalu tertarik dengan bahasan mengenai kamu (Tuhan) atau mempertanyakannya ya? *sigh..

 

Kamu dimana? dengan siapa? semalam berbuat apa? *yahh..ngalay deh gw...

 

Aduh kok gw deg-degan pas nulis ini ya…hmm…mudah-mudahan bukan pertanda Tuhan mengurangi nilai saya karena tulisan ini. Eymeenn!!

 

P.S: God, if you read this, text me soon please :) I miss you.

Dan kalau kamu mau telepon, saya akan lebih suka jika kamu gunakan mejik kamu untuk memunculkan nama kamu di layar telepon saya. thx.

Monday, March 2, 2009

Schizophrenia


Why is it that when you talk to God, it's called praying, but when God talks to you, it's called schizophrenia?


*no offense*









Thursday, February 19, 2009

Yang Penting Ketutup

walau cuma denger ceritanya dr temen2, tapi cukup ngakak juga gw ngedengernya.

Pada suatu ketika ujian semester...

Pagi itu seorang teman berbadan sangat subur datang terlambat dan lupa membawa jilbab pula (kebiasaan kami kalau ujian gini, bawa jilbab instan & almamater utk padanan praktis busana muslimah (yg penting ketutup) tapi yg bisa begini cuma anak2 Fikom aja krn fakultas lain
dresscode nya wajib putih-item tertutup, sementara kami bebas aja yg penting tertutup dan tdk ketat).

Tapi ketelatannya dan keteledorannya ini tidak membuat ia kehabisan ide. Gak bawa jilbab, maka ia pun segera bergegas ke masjid kampus. Bukan utk melarikan diri dari masalahnya, bukan utk bertaubat atas kesalahannya dan juga bukan utk berdoa , berdzikir, dll. Melainkan untuk meminjam mukena untuk menutupi auratnya. Oh! Betapa cerdiknya temanku itu..

Alhasil dengan memakai mukena yg berhiaskan sablonan cap masjid kampus, dgn tergopoh-gopoh ia segera masuk kelas. Beruntung krn telatnya belum sampai 15 menit maka ia diperbolehkan masuk dengan salam sapaan dr si dosen “Mit, kamu sholat subuhnya telat ya?”…spontan seisi kelas yg mendengarnya jadi ketawa semua.

*tiap inget ini gw selalu ketawa, ..mukena, celana panjang, sepatu hak, badan gempal, tergopoh-gopoh, ujian di dalam kelas…dohhhh!!...
*di kampus gw klo kuliah sehari2 bebas aja mau beraurat atau tidak, tapi klo utk kegiatan formal itu aurat mesti ditutup.

Saturday, January 31, 2009

masih males...

Sepertinya siang ini masih terasa malam. Sepi. Sudah dua cangkir kopi. Mata yg sepet. Malas. Dvd. Dan sekarang benar-benar sendirian...