Begini Ceritanya:

"Ini rumah baru saya. Rumah saya yang lama kena gusur karena pengembang perumahan ingin membangun pasar di sana.
Saya pindah ke sini dengan membawa banyak kenangan dari rumah yang lama."
-- Wita, korban penggusuran Multiply (okt 2012) --

Wednesday, December 19, 2007

HaveNoSpace

IHAVENOSPACE
Sekaleng kopi, satu  batang, dua batang, tiga batang, empat batang entah berhenti dimana. Masih saja tidak karuan. Tidak ada yang dilakukan. Banyak hasrat menunggu dilakukan. Sepi sekali di sini. Hingga 12:34 am. Padat sekali di dalam. Tidak ada jalan keluar, sosial menutupnya. Jadi bingung.
Apalagi yang bisa diulik?. 12:38 am. Normal sudah habis. Saya tidak mau normal. Kalau normal selesai sudah. Karena selera, saya jadi begini. Kasihan kalau selera dipaksa, ramai tapi bohong. Kenapa saya dikasih lingkungan yang berbeda?. Mungkin kamu ingin saya mencari, tetapi saya tidak bisa mencari. Kemampuan saya pendek. Mengapa kamu tidak berikan saja dengan cuma-cuma. Tenang saja, cuma-cuma ataupun tidak, saya inginnya tidak meninggalkan kamu. Sejak melihat  terang hingga sekarang yang mendung saya selalu dibimbing untuk selalu cinta kamu.
Bukannnya sekali, dua kali, saya berpikir untuk berubah demi keramaian. Tiga kali berpikir saya tidak sanggup. Mudah-mudahan saya tidak membuang waktu untuk berpikir.     
Hanya berharap. Selalu berharap.
12/20/2007 1:08:09 AM/KOSTong

2 comments:

DP Djauhary said...

Unik. Melelahkan mengikuti suara kebanyakan. Melelahkan juga terus-terusan menurutkan mau sendiri. Waktu berhenti, kita yang berjalan bertemu pilihan-pilihan. Pilihan sulit, pilihan mudah. Pilihan sulit berarti berbeda. Pilihan mudah adalah menurut pendapat keramaian, tetaplah pilihan sulit bagi si beda. Salam kenal.

wita lagi said...

yap!!!, mungkin terlahir untuk sulit.dibesarkan dengan sulit.berpikir sulit.matipun sulit.
huaaaaaaaaaaaaa..........
salam kenal juga untuk kucingbadung.